Evaluasi adalah sebuah proses yang secara sistematis mengumpulkan
data yang menginformasikan kepada kita tentang pendapat seseorang atau
sekelompok user mengenai pengalamannnya menggunakan sebuah produk untuk sebuah
tugas tertentu dalam sebuah lingkungan tertentu.
Evaluasi
adalah suatu tes atas tingkat penggunaan dan fungsionalitas system yang
dilakukan di dalam laboratorium, di lapangan, atau di dalam kolaborasi dengan
pengguna. Yang dievaluasi pada interaksi manusia dan komputer adalah desain dan
implementasinya. Evaluasi sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan semua
tahapan siklus hidup desain.
Seorang
user berkeinginan untuk menggunakan sebuah sistem yang mudah dipelajari, dan
penggunaannya sedapat mungkin efektif, efisien, aman, dan memuaskan. Selain
itu, sedapat mungkin menyenangkan, atraktif, menantang, dll.
B. TUJUAN
EVALUASI
a) Melihat
seberapa jauh system berfungsi. Mencakup kesesuaian penggunaan system terhadap
harapan user pada tugas tersebut. Evaluasi pada tahap ini meliputi pengukuran
unjuk kerja dari user pada system, untuk melihat keefektifan system dalam
mendukung tugas.
b) Melihat
efek interface bagi pengguna Mencakup aspek dari kemudahan system dipelajari,
daya guna dan perilaku user.
c) Mengidentifikasi
problem khusus yang terjadi pada system Ketika penggunaan suatu konteks
memberikan hasil yang tidak diinginkan, atau terjadi kekacauan di antara user.
Tujuan ini merupakan aspek negatif dari desain.
C. JENIS
EVALUASI
1. Dalam
kondisi percobaan (Laboratory) : Pengujian system ini dilakukan pada ruang
percobaan dengan beberapa kondisi diantaranya :
a. Laboratorium
yang bagus biasanya memiliki fasilitas perekaman audio/visual yang baik, cermin
dua arah, komputer beserta perlengkapannya yang mungkin tidak ada pada lokasi
kerja yang sebenarnya.
b. Operator
terbebas dari gangguan yang menghambat pekerjaan.
c. Beberapa situasi hanya dapat dilakukan di
laboratorium, misalnya system yang akan digunakan ditempatkan pada lokasi yang
berbahaya atau terpencil.
d. Dapat
memanipulasi situasi untik memecahkan masalah dan melihat penggunaan presedur
atau membandingkan beberapa alternatif perancangan dengan situasi yang
sebenarnya.
e. Situasi
pada laboratorium tidak dapat menggambarkan situasi ruang kerja yang sebenarnya
dan terdapat orang-orang yang tidak bisa bekerja pada kondisi seperti di
laboratorium.
2. Dalam
kondisi lokasi kerja yang sebenarnya : Pengguna pengujian system ini pada
lokasi kerja sebenarnya mempunyai beberapa kondisi, di antaranya :
a. Tingkat
gangguan yang melebihi ambang batas, tingkat pergerakan yang tinggi dan
interupsi yang tetap, seperti panggilan telepon yang menyebabkan observasi ini
sulit dilakukan.
b. Situasi
yang lebih “terbuka” antar system dan pengguna.
c. Aneka
gangguan yang terjadi pada lokasi ini digunakan sebagai situasi yang mewakili
situasi sebenarnya.
3. Participatory
design
Adalah suatu pemikiran
yang melibatkan keseluruhan alur perancangan dan tidak hanya proses evaluasi
saja. Perancangan ini dilakukan pada ruang kerja yang melibatkan pengguna yang
tidak hanya digunakan sebaagai subyek percobaan tetapi juga sebagai anggota
yang aktif dalam team perancangan. Argumennya adalah user dianggap ahli dalam
konteks dan perancangan hanya dapat efektif pada konteks tersebut jika para
ahli ini memberikan kontribusi yang aktif keperancangan.
ü Memiliki
beberapa karakteristik :
-
Meningkatkan lingkungan
kerja dan tugas. Ini membuat perancangan dan evaluasi berorientasi kerja atau
konteks dibanding berorientasi sistem.
-
Mempunyai sifat kerja
sama (kolaborasi), yaitu pengguna dilibatkan sebagai anggota team dan mempunyai
kontribusi pada setiap tingkat perancangan.
-
Mempunyai pendekatan
iterative, perancangan adalah suatu subyek untuk evaluasi dan revisi pada
setiap tingkatan.
D. PARADIGMA
EVALUASI
1) ‘Quick
and dirty’ evaluation
Adalah umpan balik
berupa keinginan dan yang disukai dari user atau konsultan yang disampaikan
secara infomal kepada desainer tentang produk yang dibuatnya. Evaluasi ini
dapat dilakukan pada semua tahapan pembuatan produk dan penekanannya pada
masukan yang cepat/sesingkat mungkin daripada temuan yang didokumentasikan
secara hati-hati.
2) Usability testing
Evaluasi ini cukup
dominan digunakan pada tahun 1980- an. Melibatkan
pengukuran kinerja user dalam mempersiapkan tugasnya secara hati-hati , dari
proses inilah maka dibuatkan design sistemnya. Kinerja umumnya diukur dalam
jumlah kesalahan yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas. Cara yang umumnya digunakan untuk membuat sistem ini yaitu dengan cara :
·
melihat secara langsung
·
merekamnya dalam video
Evaluasi
ini menggunakan kuesioner dan wawancara kepada user tentang kepuasannya
menggunakan sistem tersebut, Penelitian biasanya dilakuan di dalam
laboratorium, diman user diberi suatu treatment tertentu (misal, cahaya, suara,
warna, dll) atau biisa juga tanpa treatment.
3) Field studies
Dilakukan dilingkungan
asli user bekerja. Bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang kerja user
secara alami dan bagaimana dampak teknologi tersebut padanya. Dapat juga
membantu mengientifikasi kesempatan sebuah teknologi baru, menentukan
kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan desain, memfasilitasi sebuah pengenalan
teknologi. Teknik inni digunakan untuk interview, observasi, partisipatori.
Dari data yang didapatkan tersebut, maka desiner dapat melakukan evaluasi.
4) Predictive evaluation
Didasarkan pada
pengalaman erang ahli dalam menghadapi user,dan biasanya hal ini dijadikan
patokan untuk memprdiksi masalah-masalah penggunaan produk. Keuntungan dari
teknik ini user yang di inginkan tidak perlu dihadirkan,proses pembuatannya
relatif murah, cepat, dan cukup disukai oleh perusahaan. Tahun-tahun terakhir
evaluasi ini cukup populer.
E. MEMILIH
METODE EVALUASI
Faktor
yang membedakan teknik evaluasi. Ada 8 faktor yang membedakan teknik evaluasi
yang berbeda yang membantu kita dalam memilih teknik yang sesuai, yaitu :
1. Tingkat siklus
2. Jenis evaluasi
3. Tingkat objektivitas dan subyektivitas
4. Jenis ukuran yang tersedia
5. Informasi yang tersedia
6. Kesiapan dari suatu respon
7. Tingkat gangguan yang tidak secara langsung
8. Sumber yang tersedia
1. Tingkat siklus
2. Jenis evaluasi
3. Tingkat objektivitas dan subyektivitas
4. Jenis ukuran yang tersedia
5. Informasi yang tersedia
6. Kesiapan dari suatu respon
7. Tingkat gangguan yang tidak secara langsung
8. Sumber yang tersedia
F. MENGEVALUASI
PERANCANGAN
Evaluasi
terjadi setelah proses perancangan. Evaluasi pertama system idealnya dilakukan
sebelum implementasi dimulai. Jika perancangan dievaluasi, kesalahan dapat
dihindari karena perancangan diubah/ diperbaiki sebelumnya. Sejumlah metode
dibuat untuk mengevaluasi perancangan sebelum implementasi, yaitu :
1. Cognitive Walkthrough
2. Heuristic Evaluation
3. Review based
4. Model based
1. Cognitive Walkthrough
2. Heuristic Evaluation
3. Review based
4. Model based
G. MENGEVALUASI
IMPLEMENTASI
Perbedaan
yang besar dengan evaluasi perancangan adalah keberadaan implementasi system
yang ada dalam berbagai bentuk. Hal ini dapat dimulai dari simulasi kemampuan
interaktif system, sebagai contoh Wizard of Oz, melalui fungsi
prototype dasar sampai dengan system yang telah diimplementasi secara keseluruhan.
a) Metode
Empirik : Evaluasi Eksperimen
Satu metode yang sangat kuat dalam
mengevaluasi perancangan atau aspek dari perancangan adalah menggunakan
eksperimen yang terkontrol. Ini menyediakan kenyataan empiris untuk mendukung
klaim umum atau hipotesis. Setiap eksperimen memiliki dasar yang sama. Dalam
bentuk dasar ada sejumlah factor penting terhadap keseluruhan kehandalan
eksperimen, yang harus dipertimbangkan dalam perancangan eksperimen.
Faktor-faktor tersebut adalah :
1.
Subyek
2.
Variabel
3.
hypothesis
b) Perancangan
Eksperiment
Between-Groups (Randomized)
-
Masing-masing subyek
diberikan kondisi yang berbeda yakni kondisi eksperimen (variable sudah
dimanipulasi) dan control, yang identik dengan kondisi eksperimen kecuali untuk
manipulasi ini. Control ini memastikan bahwa manipulasi bertanggungjawab untuk
setiap perbedaan yang diukur.
-
Keuntungan perancangan
ini adalah setiap user menghasilkan satu kondisi
-
Kerugiannya adalah
dengan semakin banyak jumlah subyek yang tersedia akan menyebabkan hasilnya
akan berkurang dan perbedaan antar setiap individu akan membuat bias hasil. Hal
ini dapat diatasi dengan memilih dengan hati-hati subyek yang dipilih dan
menjamin setiap kelompok terwakili.
Within-Groups
-
Setiap user akan
menampilkan kondisi yang berbeda
-
Jumlah user yang tersedia lebih sedikit
-
Pengaruh dari subyek lebih sedikit
c) Pengukuran
Statistik
Dua aturan dalam analisa dengan
statistik yakni : melihat data dan menyimpan data. Menyimpan data penting jika
kita akan melakukan metode analisis yang berbeda. Pemilihan analisis statistika
bergantung pada tipe data dan pertanyaan yang perlu dijawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar